Friday, March 5, 2010

Fotogrametri

Fotogrametri
fotogrametri adalah suatu seni, ilmu dan teknik untuk memperoleh data-data tentang objek fisik dan keadaan di permukaan bumi melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran citra fotografik. Citra fotografik adalah foto udara yang diperoleh dari pemotretan dari udara yang menggunakan pesawat terbang atau wahana terbang lainnya. Hasil dari proses fotogrametri adalah berupa peta foto atau peta garis. Peta ini umumnya dipergunakan untuk berbagai kegiatan perencanaan dan desain seperti jalan raya, jalan kereta api, jembatan, jalur pipa, tanggul, jaringan listrik, jaringan telepon, bendungan, pelabuhan, pembangunan perkotaan, dsb. Untuk melihat lebih lanjut klik di http://geomaticsandsurveying.blogspot.com/search/label/photogrametry

Pengukuran titik control tanah.
Adapun pemetaan secara fotogrametrik adalah pemetaan melalui foto udara (periksa foto simulasi di atas). Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah. Pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.

Triangulasi Udara
Triangulasi udara adalah merupakan bagian kegiatan dalam pemetaan fotogrametri dengan cara mengukur titik-titik minor foto, kemudian ditranformasi ke titik referensi (titik kontrol tanah).
Kegiatan triangulasi udara ini dapat dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan metode konvensional yang dilakukan secara terestris dilapangan.
Berdasarkan cara pengukuran yang dilakukan dan instrument yang digunakan yaitu menggunakan metode Model Bebas (independent model) yang berdasarkan pada unit dasar model dimana dilakukan pengukuran koordinat titik-titik model hasil orientasi relatif dan pengukuran koordinat pusat proyeksi foto udara.

Restitusi foto
Dalam Sistem Informasi Pertanahan, data geometris yang dipergunakan untuk mendefinisikan referensi geografis haruslah terletak dalam satu sistem. Dalam pengumpulan data geometris, disamping cara teresteris, cara fotogrametris merupakan salah satu alternatif yang dapat dipergunakan. Dalam pengumpulan data geometris dari sumber data foto udara peralatan dan sumber data merupakan faktor yang harus diperhatikan . Disamping cara restitusi foto udara melalui model 3 demensi, alternatif lain yang dapat dikembangkan adalah pengumpulan data-data berdasarkan pengamatan foto tunggal dengan menggunakan alat digitizer.
Thesis ini bertujuan untuk mendapatkan kemungkinan pemanfaatan foto udara tunggal dengan alat digitizer sebagai sumber data geometris Sistem Informasi Pertanahan. Foto udara yang digunakan mempunyai skala 1:5500. Sedangkan untuk pengembangan pemakaiannya, dilakukan pembentukan struktur data geometris dan semantik. Data geometris yang dihasilkan dalam percobaan ini dapat dipergunakan untuk keperluan Sistem Informasi Pertanahan. Namun demikian untuk keperluan pengumpulan data bagi Pendaftaran Tanah atau Ipeda belum memenuhi syarat. Ketelitian data dapat ditingkatkan dengan melaku kan pengontrolan terhadap identifikasi obyek dan kestabilan bahan. Sedangkan struktur data yang dihasilkan diharapkan dapat dijadikan sebagai model awal yang dapat dikembangkan untuk keperluan yang lebih luas.



foto udara

4 Februari 2010 in geodesy

Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang suatu objek fisik dan keadaan disekitarnya melalui proses perekaman, pengamatan/pengukuran dan interpretasi image fotografis.[1] Studi teknik fotografi di dalam pemetaan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran permukaan bumi yang lebih luas dan cepat dibandingkan pengukuran-pengukuran terestrial (survei lapangan).

Batasan definisi fotogrametri tidak terbatas pada penggunaan pesawat terbang, pada awal studinya masih menggunakan balon terbang bahkan layang-layang, saat inipun dikenal teknik pemotretan udara dengan pesawat tanpa awak (FUFK). Oleh karena itu fokus studi sebenarnya adalah pada efek fotografis yaitu penggunaan lensa pada kamera yang menghasilkan gambar dari pantulan sinar matahari.

Prinsip dasar dari fotogrametri adalah :

Lensa dan Kamera

Lensa adalah alat optik yang memiliki nilai simetri axial (kelengkungan yang hampir datar) yang sempurna atau mendekati sempurna, dan dapat meneruskan atau memantulkan cahaya, mengkonversi dan diversi gelombang (lihat gambar).


Jenis format kamera dipengaruhi nilai fokus lensa (jarak pusat lensa menuju bidang fokus), untuk pemotretan udara nilai fokus ini fixed (tidak dapat berubah) berbeda dengan kamera fotografi yang dapat diubah tergantung jarak objek. Selain itu sudut liputan (field of view) yang merupakan sudut kerucut berkas-berkas sinar yang datang dari daratan melewati lensa, semakin lebar sudut liputan maka fokus lensa akan berkurang. Sudut sempit cocok digunakan untuk daerah bergunung karena pergeseran relief dipusat lensa/nadir (principal point) relatif minimum, sedangkan kamera bersudut lebar cocok untuk daerah datar karena keuntungan ekstra coverage dari sudut yang lebar.Klasifikasi Jarak Fokus Sudut Liputan
Sudut Sempit 304,8 mm Kurang dari 600
Sudut Normal 209,5 mm 600 sampai 750
Sudut Lebar 152,4 mm 750 sampai 1000
Sudut Sangat Lebar 88,9 mm Lebih dari 1000


.

Sebuah foto udara tunggal akan terbingkai dengan ukuran 23 cm x 23 cm (foto udara metrik pada umumnya), disertai beberapa informasi tepi seperti fiducial mark, jam pengambilan foto, altimeter ketinggian terhadap MSL, Nivo derajat kemiringan kamera, serta fokus lensa kamera.


.

Geometri Foto

Geometri foto udara pada dasarnya tidak akan selalu berada pada kondisi yang ideal (tegak sempurna), hal tersebut dapat diakibatkan beberapa faktor:
Pergerakan wahana, adanya variasi tinggi terbang dan pergerakan rotasi dari pesawat menyebabkan variasi bentuk objek;
Pergeseran relief, variasi tinggi permukaan tanah menyebabkan bentuk radial dari objek-objek yang tinggi ekstrim seperti gedung tinggi, tiang listrik, dsb;
Foto udara miring, sumbu optik kamera membentuk sudut terhadap arah gaya berat (tidak boleh lebih dari 3o);
Overlap dan Sidelap, besaran overlap dan sidelap (60% untuk overlap dan 30% untuk sidelap) menyebabkan paralaks pada foto;
Crab & Drift, pengaruh angin yang mendorong badan pesawat menyebabkan penyimpangan pemotretan dari rencana jalur terbang membuat variasi posisi dan bisa menimbulkan gap;


.

Pengolahan

Triangulasi udara merupakan suatu teknik perbanyakan titik kontrol yang diperlukan untuk proses restitusi foto atau orientasi foto ke dalam referensi tertentu, titik kontrol ini biasa disebut titik minor. Titik kontrol tersebut umumnya diperlukan minimum sebanyak 6 (enam) buah pada setiap model foto stereo dan diperoleh sebagai hasil hitungan matematis fotogrametri dengan menggunakan data hasil pengukuran pada model stereo dan hasil pengukuran kontrol lapangan.

Sehubungan dengan jumlah foto udara digital yang banyak dimana konsekuensinya akan membutuhkan jumlah titik kontrol yang cukup banyak. Namun hal ini dapat diatasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Menggunakan jalur terbang tambahan berupa jalur yang memotong sehingga menambah kekuatan blok pemetaan.
Menggunakan unsur-unsur alam yang mempunyai sifat pasti sebagai titik kontrol tambahan (misalnya beda tinggi antara atap suatu rumah yang umumnya sama tinggi).


Rf.stereo
Restitusi foto stereo

Proses pemetaan fotogrametris yang menggunakan dua buah foto udara yang saling bertampalan, sehingga dari tampalan tersebut dapa dibuat bayangan tiga dimensi. Model tiga dimensi ini dengan bantuan beberapa titik kontrol foto kemudian diorientasikan sedemikian rupa sesuai model absolut sesuai dengan keadaan lapangan

Rf. Tunggal
Restitusi foto tunggal

Pemetaan topografi dengan metode fotogrametris yang hanya menggunakan satu buah foto saja sebagai bahan bakunya. Restitusi ini bertujuan melakukan transformasi bayangan kepada bayangan lainnya sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat yang sama dengan sebuah peta.

Geometrik citra adalah korelasi antara koordinat suatu obyek (x,y) pada citra dengan koordinat (X,Y) pada permukaan bumi. Koreksi geometrik diperlukan untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan juga untuk mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) dengan sistem koordinat proyeksi.

Koreksi ini adalah merupakan proses mentransformasi koordinat titik-titik pada citra yang masih mengandung kesalahan geometrik menjadi citra yang benar. Dalam pekerjaan koreksi geometrik, terdapat satu tahap yang dikenal dengan nama rektifikasi.

Rektifikasi
Rektifikasi adalah suatu proses pekerjaan untuk memproyeksikan citra yang ada ke bidang datar dan menjadikan bentuk konform (sebangun) dengan sistem proyeksi peta yang digunakan, juga terkadang meng-orientasikan citra sehingga mempunyai arah yang benar (Erdas, 1991)

kartografi
. Kartografi (atau pembuatan peta) adalah studi dan praktek membuat peta atau globe. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas, tetapi munculnya dan penyebaran komputer sudah merevolusionerkan kartografi. Banyal peta komersial yang bermutu sekarang dibuat dengan perangkat lunak pembuatan peta yang merupakan salah satu di antara tiga macam utama; CAD (desain berbatuan komputer), GIS (Sistem Informasi Geografis), dan perangkat lunak ilustrasi peta yang khusus.

Peta foto
Peta garis

Peta garis didapat dari survei lapangan yaitu pengukuran di lapangan yang selanjutnya dihitung dan terakhir disajikan dalam bentuk plotting pada kertas, kalkir ataupun pada drafting film. Ada pula peta garis yang didapat dari foto udara yang diproses dengan cara mengeplotkan hasil foto tersebut sedemikian rupa sehingga tergambar menjadi peta garis.

Peta foto

Peta foto didapat dari survei udara yaitu melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris tertentu. Sebagai gambaran pada foto dikenal ada 3 (tiga) jenis yaitu foto tegak, foto miring dan foto miring sekali. Yang dimaksud dengan foto tegak adalah foto yang pada saat pengambilan objeknya sumbu kamera udara sejajar dengan arah gravitasi( tolerensi <3o), sedangkan yang disebut dengan foto miring sekali apabila pada foto tersebut horison terlihat. Untuk foto miring, batasannya adalah antara kedua jenis foto tersebut. Secara umum foto yang digunakan untuk peta adalah foto tegak (Wolf, 1974).

No comments:

Post a Comment

My Favorites

buku tamu

Followers