Showing posts with label geodesi. Show all posts
Showing posts with label geodesi. Show all posts

Thursday, March 24, 2016

Jasa Pelatihan dan Training Surveyor


     Perkenalkan kami dari Cakrawala Timur selain menerima Jasa Konsultansi Survey dan Pemetaan, kami juga menyediakan Jasa Pelatihan bagi yang ingin meningkatkan kemampuannya nya di bidang survey dan pemetaan.

Adapun training yang dapat kami sediakan antara lain:
  1. Training menggunakan alat ukur Total Station
  2. Training menggunakan GPS Geodetic
  3. Training software AutoCAD untuk pengaplikasian di bidang Survey dan Pemetaan
  4. Training penggunaan aplikasi berbasis Sistem Informasi Geospasial (SIG)
  5. Training software tambang SURPAC untuk di aplikasikan di bidang Survey dan Pemetaan
Peserta akan mendapatkan :
      1. Modul/ Materi Pelatihan
      2. Sertifikat
      3. Souvenir

     Di dukung oleh tenaga-tenaga ahli di bidang terkait dan tidak menutup kemungkinan pelayanan after training, apabila peserta training mengalami kesulitan di lain hari dapat menghubungi kami untuk sharing-sharing masalah.
     Kami juga siap menerima panggilan training untuk Instansi maupun Perorangan untuk melakukan training tersebut, tentu dengan ketentuan dan syarat untuk terlaksananya training tersebut.
Apabila pembaca ada yang berminat untuk berinvestasi ilmu menggunakan jasa kami, baik pelatihan maupun jasa pengukuran anda dapat mengirimkan permintaan melalui email kami di andhikageomatika@gmail.com
Kami akan sangat senang membantu anda dengan sepenuh hati.


Penggunaan Total Station untuk pekerjaan pemasangan Track Roler Coaster


Tuesday, March 12, 2013

Uraian Pekerjaan Surveyor Properti


     Peran Surveyor properti meliputi pekerjaan bangunan gedung, maupun infrastruktur seperti jalan, median, lampu, dll. Surveyor Properti dituntut untuk sangat terampil, menguasai seluruh pekerjaan dalam hal tersebut. Surveyor tersebut dituntut mampu bekerjasama dengan banyak pihak, baik di internal perusahaan (Bagian Perencanaan, Pengawas dll) maupun di luar perusahaan (seperti Kontraktor).
    
Pengukuran Batas Boundary Perumahan

     Kerjasama dengan pihak internal dalam kantor, surveyor dituntut mampu memprediksi secara cermat yang nantinya digunakan untuk perhitungan biaya untuk pihak Developer. Apabila surveyor kurang teliti dalam memberikan hasil pengukuran dan perhitungan tentu pihak Developer lah yang sangat terkena imbasnya. Tentu disini peran Surveyor sangatlah penting dan utama.


     Surveyor yang handal harus memiliki keterampilan matematika dan logika yang baik serta komunikasi yang kuat, terkadang seorang surveyor dituntut mampu memberikan keputusan yang cepat dan baik dilapangan.

     Untuk itu peranan seorang Surveyor Properti sangatlah vital, mulai dari data awal yang digunakan untuk perhitungan biaya (Perhitungan Galian dan Timbunan) hingga dalam proses pembangunan dan nantinya finishing pekerjaan.

     Penentuan titik lokasi jalan, gedung, taman, lampu jalan dan lainnya adalah tugas pokok bagi Surveyor Properti. Inilah acuan yang nantinya akan digunakan bagi para Pengawas dan Pelaksana untuk ditindak lanjuti di lapangan.

Penentuan batas urugan rencana Jalan 
(Disaksikan oleh Pengawas Prasarana)


Saturday, December 29, 2012

Kerangka Kontrol Horizontal (Metode Pengukuran Poligon)

Metode poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik dimana titik satu dengan yang lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon).
 
 Pengukuran dan pemetaan poligon merupakan salah satu metode pengukuran dan pemetaan. Kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (x,y) titik-titik pengukuran.
Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal (KDH) :
a. Metode titik tunggal
b. Pengikatan kemuka
c. Pengikatan kebelakang
Pengikatan kebelakang di bagi dua metode:
a. Metode collins
b. Metode cassini
c. Metode titik banyak
Banyak titik di bagi lima metode :
a. Metode poligon
b. Metode triangulasi
c. Metode trilaterasi
d. Metode triangulterasi
e. Metode kuadrilateral
Pengukuran polygon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan titik diantara beberapa metode penentuan titik yang lain. Berdasarkan bentuknya polygon dapat dibagi dalam dua bagian, diantaranya:
1. Polygon berdasarkan visualnya, macamnya adalah :
a. Polygon tertutup
 

Pada poligon tertutup :
- Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.
- Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada ketelitian letak titik awal.
- Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu, suatu pertimbangan yang sangat penting.
- Titik sudut yang pertama = titik sudut yang terakhir.
Poligon tertutup biasanya dipergunakan untuk :
- Pengukuran titik kontur.
- Bangunan sipil terpusat.
- Waduk.
- Bendungan.
- Kampus UPI.
- Pemukiman.
- Jembatan (karena diisolir dari 1 tempat).
- Kepemilikan tanah.
- Topografi kerangka.
b. Polygon terbuka
 
(secara geometris dan matematis), terdiri atas serangkaian garis yang berhubungantetapi tidak kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama dengan titik terakhir.
Poligon terbuka biasanya digunakan untuk :
- Jalur lintas / jalan raya.
- Saluran irigasi.
- Kabel listrik tegangan tinggi.
- Kabel TELKOM.
- Jalan kereta api.
c. Polygon bercabang
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Poligon terikat sempurna
Dikatakan poligon terikat sempurna, apabila :
- Sudut awal dan sudut akhir diketahui besarnya sehingga terjadi hubungan antara sudut awal dengan sudut akhir.
- Adanya absis dan ordinat titik awal atau akhir.
- Koordinat awal dan koordinat akhir diketahui.
2. Poligon terikat sebagian.
Dikatakan poligon terikat sebagian, apabila :
- Hanya diikat oleh koordinat saja atau sudut saja.
- Terikat sudut dengan koordinat akhir tidak diketahui.
3. Poligon tidak terikat
Dikatakan poligon tidak terikat, apabila :
- Hanya ada titik awal, azimuth awal, dan jarak. Sedangkan tidak diketahui koordinatnya.
- Tidak terikat koordinat dan tidak terikat sudut.
Dilihat dari geometris, poligon terbagi menjadi 3, yaitu:
- Polygon terikat sempurna
- Polygon terikat sebagian
- Polygon tidak terikat
Untuk mendapatkan nilai sudut-sudut dalam atau sudut-sudut luar serta jarak-jarak mendatar antara titik-titik polygon diperoleh atau diukur dari lapangan menggunakan alat pengukur sudut dan pengukur jarak yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi.
Pengolahan data polygon dikontrol terhadap sudut-sudut dalam atau luar polygon dan dikontrol terhadap koordinat baik absis maupun ordinat. Pengolahan data polygon dimulai dengan menghitung sudut awal dan sudut akhir dari titik-titik ikat polygon. kontrol sudut polygon diawali terlebih dahulu dilakukan yaitu untuk memperoleh koreksi sudut polygon dengan cara mengontroljumlah sudut polygon terhadap pengurangan sudut akhir dengan sudut awal polygon. Koreksi sudut polygon yang diperoleh kemudian dibagi secara merata tanpa bobot terhadap sudut-sudut polygon hasil pengukuran dan pengamatan di lapangan.
Sudut-sudut jurusan titik polygon terhadap titik polygon berikutnya mengacu terhadap sudut awal polygon dijumlahkan terhadap sudut polygon yang dikoreksi. Kontrol Koordinat berbeda dengan kontrol sudut yaitu koordinat akhir dan awal dikurangi serta dibandingkan terhadap jumlah proyeksinya terhadap absis dan ordinat. Koreksi absis dan ordinat akan diperoleh dan dibandingkan dengan mempertimbangkan bobot kepada masing-masin titik polygon. Bobot koreksi didekati dengan cara perbandingan jarak pada suatu ruas garis terhadap jarak total polygon dari awal sampai dengan akhir pengukuran.

Jenis-jenis Poligon
Berdasarkan bentuknya poligon dibagi dalam dua bagian, diantaranya :
Jenis Poligon secara Visual :
A. Poligon Tertutup
Polygon tertutup ialah poligon yang bermula dan berakhir pada satu titik yang sama. Poligon tertutup sering disebut poligon kring (kring poligon). Ditinjau dari segi pengkatannya (azimut dan koordinat), terdapat beberapa variasi seperti :
a) Tanpa ikatan
b) Terikat hanya azimut
c) Terikat hanya koordinat
d) Terikat azimut dan koordinat
Keuntungan dari poligon tertutup yaitu, walaupun tidak ada ikatan sama sekali, namun koreksi sudut dapat dicari dengan adanya sifat poligon tertutup yang jumlah sudut dalamnya sama dengan (n-2) 1000. Selain itu, terdapat pula koreksi koordinat dengan adanya konsekuensi logis dari bentuk geometrisnya bahwa jumlah selisih absis dan jumlah selisih ordinat sama dengan nol.
Keuntungan inilah yang menyebabkan orang senang bentuk polygon tertutup. Satu-satunya kelemahan polygon tertutup yang sangat menonjol ialah bahwa bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan, dengan kata lain walaupun ada kesalahan tersebut, namun polygon tertutup itu kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti itu, yaitu kalau ada kesalahan frekuensi gelombang.
Kelemahan poligon tertutup yaitu, bila ada kesalahan yang proporsional dengan jarak (salah satu salah sistematis) tidak akan ketahuan. Dengan kata lain, walaupun ada kesalahan, namun poligon tertutup kelihatan baik juga. Jarak-jarak yang diukur secara elektronis sangat mudah dihinggapi kesalahan seperti kesalahan frekuensi gelombang.
Pada Poligon Tertutup :
· Garis-garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak.
Berakhir di stasiun lain yang mempunyai ketelitian letak sama atau lebih besar daripada ketelitian letak titik awal.
B. Poligon Terbuka
Yang dimaksud dengan polygon terbuka ialah polygon yang titik awal dan titik akhirnya merupakan titik yang berlainan (bukan satu titik yang sama). Polygon terbuka ini dapat kita bagi lebih lanjut berdasarkan peningkatan pada titik-titik (kedua titik ujungnya). Ada dua macam peningkatan untuk polygon terbuka ini yaitu :
- Peningkatan azimut
- Peningkatan koordinat
Berdasarkan peningkatan-peningkatan itu, maka polygon terbuka dapat dibagi lebih lanjut menjadi : 1. Tanpa ikatan sama sekali,
2. Pada salah satu ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali,
3. Pada salah satu ujungnya terikat azimut saja, sedangkan pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali,
4. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan pada ujung yang lain tanpa ikatan sama sekali,
5. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat azimuth,
6. Pada salah satu ujungnya terikat koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat azimuth
Pada kedua ujungnya masing-masing terikat koordinat ,
7. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat azimut saja,
8. Pada salah satu ujungnya terikat azimut dan koordinat, sedangkan ujung yang lain terikat koordinat
9. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimut maupun koordinat.
10. Pada kedua ujungnya masing-masing terikat baik azimut maupun koordinat.

Tutorial Setting base menggunakan modemVPN

Setting base di Kantor Pertanahan yang menggunakan modem VPN

Menggunakan Receiver Sigma JAVAD Peralatan dan Software yang dibutuhkan adalah : 1. Receiver SIGMA G3T
2. Kabel usb sigma
3. Kabel Ethernet Sigma
4. Kabel lan
5. Laptop atau computer 6. Software TriVu, NetHub dan driver usb sigma Langkahnya meliputi 2 hal, pertama seting IP receiver, kedua seting TCPO. A. SETING IP RECEIVER 1. Nyalakan sigma. 2. Koneksikan kabel usb sigma dengan komputer, maka computer akan meminta drivernya. Jika computer tidak meminta, maka kita perlu meng-update driver usb sigma tersebut via device manager. 1.a install driver usb sigma Jika usb sudah dihubungkan ke computer, otomatis computer akan meminta driver.
Pilih file driver yang sudah didownload, klik ok, sehingga muncul sbb :
Pilih continue anyway, klik finish
1.b Update driver di device manager Pilih start – klik kanan, pilih properties Pada system properties, pilih hardware
Pada port USB, Klik kanan GNNS receiver, klik update driver
Langkah berikutnya sama dengan point 1.a 3. Buka Software Trivu 4. Bila port usb sudah terhubung maka akan muncul port usb pada koneksi TriVu
5. Pilih oke untuk masuk ke TriVu 6. Pada menu TriVu, Pilih configuration – receiver
7. Pada menu config, pilih ports – Ethernet
8. Masukkan IP Address, IP Mask, dan gateway yang diminta. Masukkan juga network password. 9. Pilih save – OK, lalu pilih Exit, maka TriVu akan kembali ke Menu utama. 10. Receiver harus diRESET. Pilih menu Tools – Reset Receiver. Maka LED receiver akan blinking beberapa detik, sampai terkoneksi kembali dengan TriVu.
11. Langkah 9 adalah langkah terakhir, lakukan disconnect Receiver dengan TriVu : pada menu utama pilih File – Disconnect 12. Lakukan Tes koneksi (ping) : - Buka command prompt (cmd) - Hubungkan receiver sigma –kabel Ethernet sigma – kabel lan – komputer - Ketik ping(IP receiver yang telah diseting)
- Harus ada replay seperti dibawah ini :
- Jika sudah seperti diatas, maka masuk ke langkah B (seting TCPS - Tapi Jika tidak ada reply, maka cek kembali setingan yang sudah dibuat. B. SETING TCPO (DENGAN FORMAT KOREKSI RTCM 3.0 GGD) 1. Nyalakan receiver sigma 2. Hubungkan receiver sigma – kabel Ethernet sigma – kabel lan – komputer 3. Buka Software NetHub 4. Pilih menu Hub Connection, pilih connect ke TCP, masukkan IP Address, port, dan password sesuai dengan setingan pada TriVu
5. Klik OK, lalu centang koneksinya, klik OK 6. Maka, pada menu receiver muncul receiver sigma
7. Kita akan mengubah port TCPO (a s.d F) menjadi 5000 s.d 5004. 8. Pilih menu parameter – ports - TCPO
9. Isikan scrip set,/par/net/tcpo/port,5000 pilih send. Lalu klik Refresh.
10. Maka port yang semula 8000-8004 menjadi 5000-5004 TCPO a 5000 ; TCPO b 5001 ; TCPO c 5002 ; TCPO d 5003 ; TCPO e 5004. 11. Pada TCPO b 5001 pilih RTK RTCM3 GGD full pada output.
12. Artinya, Sigma sudah kita seting mengeluarkan koreksi RTK RTCM3 GGD full melalui TCPO b dengan port 5001. 13. Disconnect NetHub Cek output RTK RTCM3 GGD full menggunakan Hyperteminal : 1.Buka software Hyperterminal 2.Muncul jendela Hyperterminal, pada new connection, beri nama apa saja, pilih OK
3.Pada Connect using Pilih TCP/IP (Winsock), masukkan Host address dengan IP receiver, port number 5001
4.Pilih OK, maka akan keluar kode kode data (binary data) yang terus menerus, yang menandakan koreksi RTK RTCM3 GGD full sudah berhasil dikeluarkan dari sigma

Sunday, June 26, 2011

Metode Differensial Menggunakan GPS Geodetic

Yang dimaksud dengan penentuan posisi metode deferensial adalah Posisi suatu titik ditentukan relatif terhadap titik lain yang telah diketahui koordinatnya.
Ada berapa tipe metode diferensial
1. Statik
2. Kinematik
3. Rapid statik
4. Pseudo kinematik
5. Stop and go

1. Metode statik
Prinsip menggunakan metode diferensial dengan data fase
Pengamatan dilakukan base-line per baseline
Lama pengamatan pada setiap baseline bergantung pada ketelitian koordinat yang akan dicapai
Pengolahan data terdiri atas 3 tahap yaitu:
Pengolahan data dari setiap baseline dari jaringan
Perataan jaringan yang melibatkan semua baseline untuk menentukan koordinat titik-titik dalam jaringan
Transformasi koordinat titik-titik dalam jaring dari daum WGS 84 ke datum pengguna

2. Metode kinematik
Metode penentuan posisi dimana titik-titik yang ditentukan koordinatnya dalam keadaan bergerak dan reciever tidak mempunyai kesempatan untuk berhenti di titik-titik yan akan ditentukan koordinatnya
- Penentuan psisi dapat dilakukan secara absolut ataupun relatif, dengan menggunakan data pseudorange atau fase.
- Metode ini umumnya diterapkan pada navigasi, survei fotogrametri, airborne gravimetry, dan survei hidrografi
- Untuk memperoleh ketelitian koordinat yang baik penentuan posisi harus berbasiskan pada metode dferensial menggunakan data fase
- Untuk moda real time diperlukan sarana komunikasi data antara stasiun monitor dengan sta. rover

3. Metode statik singkat (rapid statik)
- Waktu pengamatan lebih pendek antara 5 – 20 menit
- nDiperlukan peralatan reciever dan perangkat lunak yang canggih agar supaya dapat menyelesaikan hitungan dengan data ang relatif sedikit
- Metode ini lebih rentan terhadap efek kesalahan dan bias

4. Metode Pseudo Kinematik
Pegamatan ke-2 dilakukan setelah jeda > 1 jam

Wednesday, March 2, 2011

Pengertian GPS

1.GLOBAL POSITIONING SYSTEM
(GPS) OVERVIEW
GPS atau Global Positioning System, merupakan sebuah alat atau sistem yang
dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global)
di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio
dengan data digital. Dimanapun anda berada, maka GPS bisa membantu menunjukan arah,
selama anda melihat langit. Layanan GPS ini tersedia gratis, bahkan tidak perlu
mengeluarkan biaya apapun kecuali membeli GPS recierver-rya.
Awalnya GPS hanya digunakan hanya untuk kepentingan militer, tapi pada tahun
1980-an dapat digunakan untuk kepentingan sipil. GPS dapat digunakan dimanapun juga
dalam 24 jam. Posisi unit GPS akan ditentukan berdasarkan titik-titik koordinat derajat
lintang dan bujur.

A. Apa itu GPS ?

GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit
yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen
Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan
mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.
Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama
GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi di
ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik
koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada
peta elektronik.
Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer
mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta
dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis.
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan
bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih
luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas
permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau
oleh satelit).
2
Setiap satelit mampu mengelilingi bumi hanya dalam waktu 12 jam. Sangat
cepat, sehingga mereka selalu bisa menjangkau dimana pun posisi Anda di atas permukaan
bumi.
GPS reciever sendiri berisi beberapa integrated circuit (IC) sehingga murah dan
teknologinya mudah untuk di gunakan oleh semua orang. GPS dapat digunakan utnuk
berbagai kepentingan, misalnya mobil, kapal, pesawat terbang, pertanian dan di
integrasikan dengan komputer maupun laptop.
Berikut beberapa contoh perangkat GPS reciever:

Gambar 1. Macam-macam GPS Reciever


B. Sistem Satelit GPS
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar
12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12 jam dengan
kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar matahari, mempunyai
baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada saat gerhana matahari atau
pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat kecil pada masing-masing satelit agar
dapat mengorbit tepat pada tempatnya.


Gambar 2. Simulasi Posisi Satelit GPS

Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense)
Amerika, adapun hal-hal lainnya:
1. Nama satelit adalah NAVSTAR
2. GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978
3. Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
4. Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
5. GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
6. Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
Satelit-satelit GPS harus selalu berada pada posisi orbit yang tepat untuk
menjaga akurasi data yang dikirim ke GPS reciever, sehingga harus selalu dipelihara agar
posisinya tepat. Stasiun-stasiun pengendali di bumi ada di Hawaii, Ascension Islan, Diego
Garcia, Kwajalein dan Colorado Spring. Stasiun bumi tersebut selalu memonitor posisi orbit
jam jam satelit dan di pastikan selalu tepat.

C. Signal Satelit GPS

C.1 Carriers
Satelite GPS mengirim sinyal dalam dua frekuensi. L1 dengan 1575.42 Mhz
dengan membawa dua status pesan dan pseudo-random code untuk keperluan
perhitungan wakt. L2 membawa 1227.60 MHz dengan menggunakaan presesi yang lebih
akurat karena untuk keperluan militer.
Daya sinyal radio yang dipancarkan hanya berkisar antara 20-50 Watts. Ini
tergolong sangat rendah mengingat jarak antara GPS dan satelit sampai 12.000 mil. Sinyal
dipancarkan secara line of sight (LOS), dapat melewati awan, kaca tapi tidak dapat benda
padat seperti gedung, gunung.

C.2 Pseudo-Random Codes
GPS yang digunakan untuk publik akan memantau frekuensi L1 pada UHF (Ultra
High Frequency) 1575,42 MHz. Sinyal L1 yang dikirimkan akan memiliki pola-pola kode
digital tertentu yang disebut sebagai pseudorandom. Sinyal yang dikirimkan terdiri dari dua
bagian yaitu kode Protected (P) dan Coarse/Acquisition (C/A). Kode yang dikirim juga unik
antar satelit, sehingga memungkinkan setiap receiver untuk membedakan sinyal yang
dikirim oleh satu satelit dengan satelit lainnya. Beberapa kode Protected (P) juga ada yang
diacak, agar tidak dapat diterima oleh GPS biasa. Sinyal yang diacak ini dikenal dengan
istilah Anti Spoofing, yang biasanya digunakan oleh GPS khusus untuk keperluan tertentu
seperti militer.

C.3 Navigation Message
Ada sinyal frekuensi berkekuatan lemah yang di tambahkan pada kode L1 yang
memberikan informasi tentang orbit satelit, clock corectionnya dan status sistem lainnya.

D. Cara Kerja GPS

Setiap daerah di atas permukaan bumi ini minimal terjangkau oleh 3-4 satelit.
Pada prakteknya, setiap GPS terbaru bisa menerima sampai dengan 12 chanel satelit
sekaligus. Kondisi langit yang cerah dan bebas dari halangan membuat GPS dapat dengan
mudah menangkap sinyal yang dikirimkan oleh satelit. Semakin banyak satelit yang
diterima oleh GPS, maka akurasi yang diberikan juga akan semakin tinggi.
Cara kerja GPS secara logik ada 5 langkah:
1. Memakai perhitungan “triangulation” dari satelit.
2. Untuk perhitungan “triangulation”, GPS mengukur jarak menggunakan travel time
sinyal radio.
3. Untuk mengukur travel time, GPS memerlukan memerlukan akurasi waktu yang
tinggi.
4. Untuk perhitungan jarak, kita harus tahu dengan pasti posisi satelit dan ketingian
pada orbitnya.
5. Terakhir harus menggoreksi delay sinyal waktu perjalanan di atmosfer sampai
diterima reciever.

Satelit GPS berputar mengelilingi bumi selama 12 jam di dalam orbit yang akurat
dia dan mengirimkan sinyal informasi ke bumi. GPS reciever mengambl informasi itu dan
dengan menggunakan perhitungan “triangulation” menghitung lokasi user dengan tepat.
GPS reciever membandingkan waktu sinyal di kiirim dengan waktu sinyal tersebut di terima.
Dari informasi itu didapat diketahui berapa jarak satelit. Dengan perhitungan jarak jarak
GPS reciever dapat melakukan perhitungan dan menentukan posisi user dan menampilkan
dalam peta elektronik.

Sebuah GPS reciever harus mengunci sinyal minimal tiga satelit untuk
memenghitung posisi 2D (latitude dan longitude) dan track pergerakan. Jika GPS reciever
dapat menerima empat atau lebih satelit, maka dapat menghitung posisi 3D (latitude,
longitude dan altitude). Jika sudah dapat menentukan posisi user, selanjutnya GPS dapat
menghitung informasi lain, seperti kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan perjalanan,
jarak tujuan, matahari terbit dan matahari terbenam dan masih banyak lagi.
Satelit GPS dalam mengirim informasi waktu sangat presesi karena Satekit
tersebut memakai jam atom. Jam atom yang ada pada satelit jalam dengan partikel atom
yang di isolasi, sehingga dapat menghasilkan jam yang akurat dibandingkan dengan jam
biasa.
Perhitungan waktu yang akurat sangat menentukan akurasi perhitungan untuk
menentukan informasi lokasi kita. Selain itu semakin banyak sinyal satelit yang dapat
diterima maka akan semakin presesi data yang diterima karena ketiga satelit mengirim
pseudo-random code dan waktu yang sama.
Ketinggian itu menimbulkan keuntungan dalam mendukung proses kerja GPS,
bagi kita karena semakin tinggi maka semakin bersih atmosfer, sehingga gangguan
semakin sedikit dan orbit yang cocok dan perhitungan matematika yang cocok. Satelit
harus teptap pada posisi yang tepat sehingga stasiun di bumi harus terus memonitor setiap
pergerakan satelit, dengan bantuan radar yang presesi salalu di cek tentang altitude,
posision dan kecepatannya.

E. Bagaimana sinyal dapat menentukan lokasi
Apa hubungan antara sinyal yang dikirimkan oleh satelit dengan cara GPS
menentukan lokasi? Sinyal yang dikirimkan oleh satelit ke GPS akan digunakan untuk
menghitung waktu perjalanan (travel time). Waktu perjalanan ini sering juga disebut
sebagai Time of Arrival (TOA). Sesuai dengan prinsip fisika, bahwa untuk mengukur jarak
dapat diperoleh dari waktu dikalikan dengan cepat rambat sinyal.
Maka, jarak antara satelit dengan GPS juga dapat diperoleh dari prinsip fisika
tersebut. Setiap sinyal yang dikirimkan oleh satelit akan juga berisi informasi yang sangat
detail, seperti orbit satelit, waktu, dan hambatan di atmosfir. Satelit menggunakan jam
atom yang merupakan satuan waktu paling presisi.
Untuk dapat menentukan posisi dari sebuah GPS secara dua dimensi (jarak),
dibutuhkan minimal tiga buah satelit. Empat buah satelit akan dibutuhkan agar didapatkan
lokasi ketinggian (secara tiga dimensi). Setiap satelit akan memancarkan sinyal yang akan
diterima oleh GPS receiver. Sinyal ini akan dibutuhkan untuk menghitung jarak dari masingmasing
satelit ke GPS. Dari jarak tersebut, akan diperoleh jari-jari lingkaran jangkauan
setiap satelit. Lewat perhitungan matematika yang cukup rumit, interseksi (perpotongan)
setiap lingkaran jangkauan satelit tadi akan dapat digunakan untuk menentukan lokasi dari
GPS di permukaan bumi.

F. Manfaat GPS
Dengan menggunakan GPS, Anda dapat menandai semua lokasi yang pernah
Anda kunjungi. Misalnya, Hotel Mulia di waypoint sekian dan tempat-tempat lainnya.
Sebenarnya, ada banyak manfaat yang bisa diambil jika Anda mengetahui
waypoint dari suatu tempat. Pertama, Anda dapat memperkirakan jarak lokasi yang Anda
tuju dengan lokasi asal Anda. GPS keluaran terakhir dapat memperkirakan jarak Anda ke
tujuan, sampai estimasi lamanya perjalanan dengan kecepatan aktual yang sedang Anda
tempuh. Kedua, lokasi di daratan memang cukup mudah untuk dikenali dan diidentifikasi.
Namun, jika Anda kebetulan menemui tempat memancing yang sangat baik di tengah
lautan ataupun tempat melihat matahari terbenam yang baik di puncak gunung,
bagaimana cara menandai lokasi tersebut agar Anda dapat balik lagi ke lokasi itu di
kemudian hari tanpa tersesat? Di saat seperti inilah sebuah GPS akan menunjukkan
manfaatnya.
Dengan teknologi GPS dapat digunakan untuk beberapa keperluan sesuai
dengan tujuannya. GPS dapat digunakan oleh peneliti, olahragawan, petani, tentara, pilot,
petualang, pendaki, pengantar barang, pelaut, kurir, penebang pohon, pemadam
kebakaran dan orang dengan berbagai kepentingan untuk meningkatkan produktivitas,
keamanan, dan untuk kemudahan.
Dari beberapa pemakaiaa di atas dikategorikan menjadi:
7
􀂃 Lokasi
Digunakan untuk menentukan dimana lokasi suatu titik dipermukaan bumi berada.
􀂃 Navigasi
Membantu mencari lokasi suatu titik di bumi
􀂃 Tracking
Membantu untuk memonitoring pergerakan obyek
􀂃 Membantu memetakan posisi tertentu, dan perhitungan jaringan terdekat
􀂃 Timing
Dapat dijadikan dasar penentuan jam seluruh dunia, karena memakai jam atom
yang jauh lebih presesi di banding dengan jam biasa.
Tidak perduli posisi Anda, di tengah laut, di tengah hutan, di atas gunung,
ataupun di pusat kota. Selama GPS dapat menerima sinyal dari satelit secara langsung
tanpa halangan, maka GPS akan selalu memberikan informasi koordinat posisi Anda. GPS
membutuhkan area pandang yang bebas langsung ke langit. Halangan-halangan seperti
pohon, gedung, bahkan kaca film sekelas V-Kool, bisa mengurangi akurasi sinyal yang
diterima oleh GPS. Bahkan bukan tidak mungkin GPS tidak bisa menerima sinyal sama
sekali dari satelit. GPS juga memiliki feature tambahan yang mampu memberikan informasi
selama Anda di perjalanan, seperti kecepatan, lama perjalanan, jarak yang telah ditempuh,
waktu, dan masih banyak.

G. Model dan Interkoneksi GPS
Sebuah GPS juga memiliki firmware yang bisa di-upgrade. Upgrade firmware ini
biasanya disediakan pada site produsen GPS tersebut. Upgrade firmware biasanya
menggunakan kabel yang dibundel atau-pun tersedia sebagai asesoris. Kabel ini juga
ternyata bisa digunakan untuk menghubungkan GPS ke komputer (baik itu notebook, PC,
maupun PDA dengan sedikit bantuan konverter). Software GPS yang tersedia untuk
berbagai platform tersebut juga cukup banyak. Dengan software tersebut, Anda dapat
dengan mudah mendownload informasi dari GPS. Memori sebuah GPS memang relatif
terbatas, sehingga kemampuan ekstra untuk menyimpan informasi yang pernah Anda
tempuh ke PC/PDA (yang biasanya memiliki memori lebih besar) tentu akan sangat
menyenangkan. Untuk media komunikasi GPS dengan hardware lain selain kabel, model
GPS sekarang juga ada yang dilengkapi dengan Bluetooth, Infrared.
Berdasarkan fisik, model GPS dibagi menjadi beberapa tipe antara lain model
portable/handheld (ukurannya menyerupai ponsel), ada yang lebih besar (biasanya
8
dimount di mobil/kapal), ada pula yang meng-gunakan interface khusus untuk
dikoneksikan ke notebook maupun PDA (Palm, Pocket PC maupun Nokia Com-municator).
GPS untuk keperluan out- door biasanya juga dilengkapi dengan perlindungan
anti air dan tahan ben-turan. Beberapa GPS keluaran terakhir bahkan sudah menyediakan
layar warna dan kemampuan komunikasi radio jarak pendek (FRS/Family Radio Service).
Tentu saja, semakin banyak feature yang ditawarkan pada sebuah GPS maka
semakin tinggi pula harganya.
Jika suatu saat Anda ingin pergi ke lokasi yang pernah Anda kunjungi dengan
meng-gunakan GPS. Maka, Anda tinggal meng-upload data yang pernah Anda simpan di
komputer kembali ke GPS. Selanjutnya, Anda akan mendapatkan rekaman perjalanan Anda
terdahulu. Lokasi dan track yang pernah Anda kunjungi akan dapat Anda temui kembali
dengan cepat, dan tentu saja meminimalkan resiko tersesat.

Saturday, December 11, 2010

Penggunaan Total Stasion dalam Pengukuran Terrestris

Penggunaan Total Station dalam Pengukuran Terrestris
1.Survey pendahuluan
2.Pembuatan Sketsa pada area yang akan dipetakan
3.Penentuan kode titik dan nomor titik
4.Desain lokasi titik kontrol pemetaan
5.Pendefinisian titik kontrol pemetaan (TBM)
6.Pengukuran detail/objects yang akan dipetakan
7.Down-load data hasil pengukuran
8.Editing dan lay-outing peta hasil

1.Survey pendahuluan
*Tahap ini merupakan tahap pengenalan area sebelum area tersebut diukur atau dipetakan.
*Survey pendahuluan dilakukan dengan harapan “Surveyor” bisa merencanakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi kemungkinan kendala yang akan terjadi pada saat pengukuran.
*Melalui pengenalan lapangan ini, diharapkan “Surveyor” bisa menentukan strategi yang tepat dalam proses pengukuran.
2.Pembuatan Sketsa pada area yang akan dipetakan
*Pembuatan sketsa lapangan merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam pengukuran terestris dengan menggunakan Total Station.
*Pembuatan sket ini dilakukan pada saat survei pendahuluan.
*Diharapkan dengan survei pendahuluan dan pebuatan sket ini surveyor benar-benar telah mengenal dan menguasai medan yang akan diukurnya.
*Sket area yang dipetakan sebetulnya sangat diperlukan nanti ketika proses penggambaran (baik penggambaran manuskrip, maupun digital).
*Sket yang digambar haruslah dibuat sedemikan rupa sehingga bisa ”menyerupai” atau ”mendekati” kondisi lapangan yang sebenarnya (dengan penskalaan tertentu).
*Dengan adanya sket lapangan ini, bisa diidentifikasi posisi relatif titik terhadap titik yang lainnya, atau posisi relatif titik terhadap obyek, atau posisi relatif obyek terhadap obyek yang lainnya.
3.Penentuan kode titik dan nomor titik
*Pembuatan sket (sketching) pada daerah yang akan dipetakan adalah sesuatu yang mutlak dikerjakan dalam pengukuran dengan menggunakan TS.
*Sketching ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam manajemen data pengukuran, dan proses penggambaran.
*Menterjemahkan sket kepada sesama manusia sangatlah mudah, tetapi tidak demikian dengan TS.
*Pemberian kode dan nomor pada detil, menjadi solusi untuk mengorganisasi data hasil ukuran pada alat TS
*Pengkodean merupakan kunci dari pengukuran dan penggambaran secara digital baik menggunakan TS, RTK, atau pun menggunakan teodolit biasa yang kemudian data hasil pengukurannya dikonversi menjadi data dalam format digital.
*Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penomoran dan pengkodean detil, yaitu :
-setiap objek memiliki kode yang unik (stn, jl, jl12, bgn23, dll)
-setiap titik detil pada suatu objek memiliki nomer yang unik (1, 2, 12, 124, 1008, 1201, dll)
-pada alat-alat tertentu nomor titik selama pengukuran harus unik, artinya tdk boleh ada redundancy dalam Point Number
-penggambaran objek didasarkan pada pencarian kode yang sama dan nomor titik yang berurutan sebagaimana yang ada pada sketsa
4.Desain lokasi titik kontrol pemetaan
*Sebagaimana pengukuran terestris pada umumnya, penempatan titik kontrol pemetaan haruslah memenuhi aturan sebagai berikut:
-Titik kontrol dipasang pada lokasi yang aman dari gangguan, dan tidak mengganggu atau membahayakan.
-Titik kontrol harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga posisi titik kontrol sebelum dan sesudahnya adalah jelas terlihat dan tidak ada penghalang.
-Jaring titik kontrol yang dipakai haruslah memiliki ”strength of figure” yang bagus, terlebih jika pendefinisian koordinatnya adalah dengan “adjustment” data pengukuran sudut dan jarak.
-Titik kontrol haruslah dipasang pada tempat yang mampu mengikat banyak detil di sekitarnya.
*Setelah desain selesai, selanjutnya pada tempat tersebut dipasang patok sebagai tanda dimana titik pemetaan itu ada.
*Patok ini bisa bersifat permanen atau sementara tergantung pada tujuan dari pemetaan yang akan dilakukan
5.Pendefinisian titik kontrol pemetaan (TBM)
*Pengukuran dalam rangka pendefinisian koordinat titik kontrol pemetaan dilakukan dengan pengukuran sudut dan jarak.
*Perhitungan koordinat dilakukan dengan mengikuti beberapa prinsip pengukuran, diantaranya:
-Adjustment (triangulasi, trilaterasi, poligon tertutup, poligon terbuka terikat sempurna, leveling)
-Real-time coordinate
*Beberapa langkah yang perlu diperhatian dalam pengukuran titik kontrol pemetaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Diperlukan minimal harus ada dua titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya atau satu titik kontrol yang diketahui koordinatnya dan azimut sisi ke arah titik kontrol yang lain harus di ketahui (atau diukur).
b. Dirikan TS pada titik yang diketahui koordinatnya (”Occupied Point atau STN”), selanjutnya lakukan seting sumbu I vertikal ( “centering”)
c. Dirikan prisma pada titik yang dijadikan sebagai acuan (”Back-Sight Point / BS”)  titik lain yang diketahui koordinat atau azimutnya dari titik tempat alat berdiri. Demikian juga untuk titik yang akan dijadikan sebagai titik kontrol pemetaan berikutnya (”Fore-Sight Point / FS”)
d.Hidupkan Total Station dan buat file kerja (“job file”) pada alat Total Station.
e.Masukkan koordinat titik STN (X, Y, Z, atau E, N, h) pada TS. Masukkan juga tinggi alat dari titik/patok, serta jangan lupa untuk mendefinisikan kode titik dan nomor titik untuk STN tersebut.
f.Lakukan seting untuk orientasi pengukurannya, yaitu dengan memasukkan koordinat titik BS atau azimuth kearah titik BS. perlu diingat pula untuk memasukkan tinggi target, kode titik, dan nomor titik.
g.Lakukan pengukuran koordinat titik FS, jangan lupa untuk mendefinisikan tinggi reflector, kode titik, dan nomor titik.

h.Apabila langkah a) s.d. g) telah selesai dilakukan, pindahkan TS pada titik berikutnya (titik FS).

i.Ulangi langkah b) s.d. g) pada setting selanjutnya, dimana:
-titik STN yang tadi akan menjadi titik BS pada pengukuran sekarang, dan
-titik FS yang tadi akan menjadi titik STN pada pengukuran sekarang.
-Inputting koordinat titik BS dan tititk STN bisa dilakukan dengan memanggil data pengukuran sebelumnya di memori TS
6.Pengukuran detail/objects yang akan dipetakan
*Secara teknis pengukuran detil yang akan dipetakan dengan pengukuran titik kontrol pemetaan adalah sama persis,
*Yang membedakan hanyalah tinggi target, pengkodean titik, serta penomoran titik saja
7.Down-load data hasil pengukuran
*Data hasil pengukuran TS belum memiliki format yang standar, sehingga masing-masing “brand” memiliki format tertentu yang hanya bisa dikenali oleh software “bawaan” nya.
*Data hasil down-load bisa berupa “daftar koordinat” atau bisa juga berupa “data ukuran sudut dan jarak”
*Untuk mengatasi hal ini, biasanya hasil download kemudian dikonversi ke dalam format yang umum digunakan, misal: *.dxf, *.csv, *.txt, dll
8.Editing dan lay-outing peta hasil
*Editing data hasil pengukuran meliputi:
-Penggambaran garis-garis tepi detil
-Interpolasi garis-garis kontur
*Lay-outing Peta Hasil meliputi:
-Penyusunan obyek terukur dalam layer-layer menurut kesamaan tertentu
-Penambahan informasi tepi peta, dan beberapa informasi penunjang
-Penyajian gambar hasil pengukuran menjadi sebuah peta (2D atau 3D), model 3D, Sistem Informasi Spasial

Sunday, February 28, 2010

Fotogrametri

Definisi Fotogrametri
Fotogrametri merupakan seni, ilmu, dan teknologi perolehan informasi tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan penafsiran foto udara (Thomson dan Gruner, 1980).

Istilah Fotogrametri berasal dari kata photos (=sinar), gramma (=sesuatu yang tergambar) dan metron (=mengukur). Secara sederhana maka fotogrametri dapat diartikan sebagai "pengukuran secara grafis dengan menggunakan sinar". Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa fotogrametri meliputi (Wolf, 1983) :
-Perekaman obyek (pemotretan)
-Pengukuran gambar obyek pada foto udara
-Pemotretan hasil ukuran untuk dijadikan bentuk yang bermanfaat (Peta).

Garis besar Proses Fotogrametri


...Diagram...


a. Persiapan
Secara teknis dalam kegiatan persiapan di lakukan "
- Perencanaan pemotretan
- Perencanaan Pengukuran dan Penandaan titik kontrol tanah (premarking)

b. Premarking/Penandaan titik kontrol tanah
Sebelum dilakukan pemotretan pada setiap titik kontrol tanah yang ada harus diberi tanda (premark). Hal ini dimaksudkan supaya pada foto udara hasil pemotretan nantinya akan dapat ditemukan titik-titik kontrol tanah tersebut. Hal ini sangat penting artinya dalam pekerjaan triangulasi udara.

c. Pengukuran titik kontrol tanah
Titik kontrol tanah yang telah ditandai kemudian diukur untuk mengetahui koordinatnya, baik koordinat planimetri (X,Y) maupun tinggi (Z). Biasanya untuk daerah datar cukup diukur koordinat planimetrinya, sedangkan untuk daerah bergunung selain koordinat planimetri juga harus diukur tingginya. Koordinat titik kontrol tanah ini diperlukan untuk proses triangulasi udara.

d. Pemotretan
Pemotretan dilakukan sesuai dengan perencanaan pemotretan. Dari hasil pemotretan diperoleh foto udara dari daerah yang akan dipetakan. Foto udara yang dihasilkan dapat dapat diketahui baik tidaknya dari kualitas ketajaman dan kesempurnaan overlap dan sidelapnya. Biasanya foto udara mempunyai overlap 60% dan sidelap 30%, dan untuk keperluan tertentu bisa dibuat dengan overlap 80% dan sidelap 60%

e. Triangulasi Udara
Untuk keperluan proses penyeragaman skala pada setiap foto udara harus terdapat sejumlah titik kontrol tanah. Mengingat pekerjaan fotogrametri meliputi daerah yang luas dan meliputi jumlah foto yang sangat banyak, maka pengadaan titik kontrol tanahnya dilakukan dengan cara triangulasi udara. Secara sederhana triangulasi udara merupakan proses transformasi dari koordinat yang diukur di foto ke koordinat tanah dengan bantuan titik kontrol tanah dengan bantuan titik kontrol tanah hasil (c).

f. Proses restitusi
Proses ini secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses penyeragaman skala, dari foto udara yang tidak seragam skalanya menjadi peta/foto yang seragam skalanya. Untuk daerah datar biasa dilakukan dengan cara restitusi foto tunggal, dan disebut sebagai proses rektifikasi, hasilnya berupa foto terrektifikasi. Untuk daerah bergunung dilakukan dengan cara restitusi foto stereo, yang meliputi pekerjaan orientasi model dan dilanjutkan dengan proses plotting atau orthophoto, hasilnya bisa berupa manuskrip peta garis atau porthophoto.

g. Mosaik
Secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses penyambungan foto, sehingga diperoleh format ukuran yang lebih luas. Dalam rangkaian pekerjaan pemetaan fotogrametri, yang dibuat mosik adalah foto terrektifikasi atau orthophoto, dan dikontrol dengan adanya titik ikat. Istilah yang lebih tepat sering disebut mosaik terkontrol.

h. Interpretasi foto
Informasi tekstual (tutupan lahan) dari daerah yang dipotret, yang akan disajikan sebagai keterangan pada petatidak mungkin untuk didata langsung dilapangan, melainkan diperoleh dengan cara diinterpretasikan melalui foto udara. Keyakinan hasil interpretasi biasanya cukup berdasarkan kunci-kunci interpretasi, akan tetapi kadang-kadang harus diuji kebenarannya dengan melakukan identifikasi lapangan.

i. Kartografi
Untuk menyajikan peta, baik peta garis maupun peta foto dalam bentuk yang baku lengkap dengan informasi peta yang diperlukan, maka harus melalui tahapan pekerjaan kartografi.

j. Peta garis dan Peta Foto
Peta garis dan peta foto merupakan produk akhir dari pemetaan fotogrametri. Pada peta garis detil-detil di lapangan digambarkan dalam bentuk simbol-simbol, sedangkan pada peta foto terekam sebagai citra foto.

My Favorites

buku tamu

Followers